Selasa, 30 Maret 2010

Volvo Menjadi Milik Perusahaan China


Perusahaan otomotif China, Zhejiang Geely Holding Group, Minggu 28 Maret 2010, melakukan pembelian prestisius. Produk yang mereka beli adalah merek terkenal buatan Swedia, Volvo.

Sebelumnya, Volvo dikuasai oleh produsen otomotif Amerika, Ford Motor. Namun, berdasarkan kesepakatan Minggu kemarin, Ford akhirnya bersedia menjual Volvo kepada Geely senilai US$1,8 miliar. Ini merupakan bagian dari misi ambisius Geely untuk memperluas bisnisnya di Eropa.

Volvo merupakan merek yang sudah dikenal reputasinya sebagai salah satu mobil yang paling elegan asal Eropa. Volvo pun dikenal memiliki tingkat keselamatan dan kualitas yang terjamin.

Maka pembelian Volvo oleh Geely ini dipandang sebagai momentum yang tepat, mengingat China sejak tahun lalu sudah diakui sebagai pasar otomotif terbesar, mengalahkan AS.

Geely pun berambisi masuk dalam persaingan global dengan membeli merek asing yang sudah bereputasi sehingga dapat berpengaruh pada transfer teknologi sekaligus melakukan ekspansi di pasar manca negara.

Harga Volvo yang dibeli Geely dari Ford tergolong rendah, yaitu US$1,8 miliar. Bandingkan dengan kocek yang harus dirogoh Ford saat menguasai Volvo pada 1999, yaitu US$6,45 miliar.

Di tengah krisis ekonomi yang melanda AS dan banyak negara, Ford pada 2008 memutuskan untuk menjual Volvo. Ford memilih berkonsentrasi pada produk-produk inti, yaitu Ford, Lincoln, dan Mercury.

"Kami pikir ini merupakan harga yang wajar untuk bisnis yang baik. Kami turut senang dengan kesepakatan yang dicapai dengan Geely," kata Kepala Eksekutif Keuangan Ford, Lewis Booth.

Kesepakatan jual-beli Volvo ditandatangani oleh eksekutif Ford dan Presiden Geely, Li Shufu, yang disaksikan oleh Menteri Industri dan Teknologi Informasi China, Li Yizhong, dan Menteri Wirausaha dan Energi Swedia, Maud Olofsson.

Geely menyatakan tetap mengoperasikan pabrik Volvo di Swedia dan Belgia. Namun, Geely juga berencana membuka fasilitas produksi baru di China. Kendati sudah bagian dari Geely, manajemen Volvo dijamin tetap independen.

"China, sebagai pasar mobil terbesar di dunia, akan menjadi rumah kedua bagi Volvo. Mobil ini akan diposisikan sebagai merek premium terkemuka di dunia dan memanfaatkan peluang untuk masuk ke pasar di China yang berkembang pesat," kata Li.

Sumber Tulisan : VIVAnews By Renne R.A Kawilarang - Senin, 29 Maret

Pandangan pribadi :

Sungguh luar biasa berita ini. 10 Tahun yang lalu China dikenal sebagai penghasil barang rongsokan. Well, anda pasti masih ingat dimana hampir jarang kita melihat sepeda moor China di jalan raya, banyak orang ang "emoh" menggunakan barang elektronik dan otomotf asal China dan banyak perusahaan sejenis bahkan ikut menggunakan momentum tersebut untuk mempertahankan merk mereka yang hari ini kian tergusur.

Hampir 20tahun yang lalu dimana setiap orang membicarakan wisata China serasa bergidik karena walaupun mereka telah berusaha memoles keindahan negerinya yang begitu luas dan penuh dengan wisata alam, namun tertutup dengan begitu "kotornya" daerah wisata bahkan termasuk pusat kotanya sendiri. Jamban yang bau dan tidak terawat, sampah dimana-mana da masih banyak sekali kekurangannya.

Well, tahun kemarin mereka berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa di Olimpiade China mungkin adalah Oimpiade terbaik dan ter-ter yang lain dan menunjukkan China sudah tidak sama dengan kondisi 20 tahun yang lalu.

Wah-wah, bahkan wisata China hari ini termasuk yang paling favorit selain Eropa dan Jepang.

Hampir 30 Tahun yang lalu ketika banyak perantauan Tionghoa yang mengunjungi saudara-saudaranya di kampung halaman nenek moyangnya di China akan bertemu dengan keluarga yang miskin dan sangat kesulitan dalam semua bidang. Sehingga dengan sangat sedih merasa begitu trenyuh dengan keadaan saudara-saudaranya yang sedarah.

Namun hari ini bila anda mampir kesana, walaupun masih banyak masyarakat yang bukanlah oran-orang yang kaya, namun mereka cukup "mapan" dalam artian level yang berbeda.

Pemerintahan yang unik dengan systim yang unik serta secara keseluruhannya yang tidak mudah untuk dibayangkan telah di"lakoni" oleh China.

Hari ini dia termasuk negara besar yang menguasai begitu banyak bidang. Bahkan termasuk yang paling ditakuti karena seringkali kekuatannya dianggap mampu menghancurkan kekuatan yang lain, well contohnya saja dibidang ekonomi mulai fashion, elektronik, otomotif dan lain-lainnya.

Ibarat ulat jelek yang telah mulai bertransformasi untuk menjadi kupu-kupu yang indah. So, bagaimana posisi kita?

Saya tidak tahu. Tetapi daripada pusing untuk mempertahankan agar kita tidak mengalami kebobolan-kebobolan yang bertambah besar, saya lebih prefer untuk berpikir sebaliknya. Belajarlah dengan apa yang telah dia lakukan.

Puluhan tahun yang lalu Jepang pernah menjadi bangsa peniru yang paling hebat. Ada saatnya dimana semua orang pernah ragu untuk menggunakan barang Jepang karena meragukan kualitasnya. Mereka meniru dari Eropa dan Amerika. Namun sekitar 20 tahun yang lalu barang-barang Jepang tidak terkalahkan. Sedikitnya di rumah orang tua kita dulu memiliki 5 item buatan Jepang, sebut saja Blender, Kompor gas, Kipas Angin, Sepeda Motor/Mobil, Televisi/Tape.

China melakukan hal yang sama tepat 20 tahun yang lalu saat Jepang berada di puncak kejayaannya. Dan hari ini tepat 20 tahun kejayaannya. So, Eropa-Amerika-Jepang dan China telah mengalami masa puncak kejayaannya.

PERTANYAANNYA ADALAH :

AKANKAH INDONESIA NEGERI KITA TERCINTA MENGALAMINYA 20 TAHUN LAGI?


Itu semua tergantung dari ap yang kita siapkan hari ini. Dan, apakah kita ingin jadi pemain atau penontonnya? Silahkan anda pilih sendiri!

Semoga sukses selalu bertabur dalam setiap jalan yang kita lalui, sukses selalu buat anda dan saya,


Irfan Utamin

Jumat, 12 Maret 2010

Tentang Penyesalan

Segala penyesalan di dunia ini dimulai dari kata Ru Guo (Mandarin), If (inggris) dan Jika (Indonesia). Sebenarnya penyesalan adalah buah dari pilihan kita tanpa pemikiran lebih lanjut atau berubahnya pikiran kita karena adanya pilihan lain yang kita anggap "Lebih baik".

Dan kata ini juga akan menentukan langkah kita berikutnya, yang mana adalah lebih penting daripada penyesalan itu sendiri. Jadi apakah langkah kita hari ini?
Apakah akan menghasilkan kata ini lagi dimasa depan ataukah sesuatu yang luar biasa?
Karena hari ini kita masih punya pilihan untuk menjalankan hidup dengan optimis dan penuh syukur serta percaya pada kemampuan kita,

~ By Irfan Utamin ~

Jumat, 05 Maret 2010

Don't Worry, Be Happy

Sometimes just being believe in something that you think right, will make you stronger and happier. Just remember if those things become wrong or going somewhere different than your hopes, remaind yourself that's allright. You can have another one, because you're still alive and the important is......

you're still you

~ By Irfan Utamin ~

Pelajaran yang berharga dari daun teh

Saat kita minum teh, kita selalu memisahkan daun dengan air teh. Karena walaupun daun teh menghasilkan air yang wangi&sedap, bukanlah daun yang enak untuk dimakan.

Sama seperti masalah dalam kehidupan kita, bila kita "menapis" masalahnya&hanya fokus pada hasilnya, Malah akan memb...awa wangi&warna tersendiri bagi hidup kita melalui prosesnya.

Sudahkah kita membuat teh hari ini?

~ By Irfan Utamin ~

See the cause clearly


对症下药 - dui zheng xia yao

Pada masa akhir dinasti Han, atau yang lebih dikenal dengan nama Tiga Kerajaan (Three Kingdoms), hiduplah seorang tabib ternama bernama 华佗 - Hua Tuo. Kemampuan mengobatinya sangatlah luar biasa. Namanya pun tersohor di mana-mana.

Suatu hari datanglah 2 orang sakit berobat padanya. Mereka berdua sama-sama menderita penyakit demam. Mereka sama-sama telah mendatangi banyak tabib untuk berobat tetapi tak kunjung membawa hasil. Karena itulah akhirnya mereka mencari Hua Tuo. Setelah memeriksa kondisi kedua pasien ini, Hua Tuo lantas menuliskan 2 buah resep yang berbeda. Mereka berdua pun saling pandang, mereka berdua kebingungan melihat resep ini. Mengapa dengan penyakit yang sama, resep yang diberikan sama sekali berbeda?

Hua Tuo pun tampaknya mengerti akan kebimbangan hati mereka, lantas beliau pun menjawab. "Meski penyakit kalian sepintas tampak sama, tetapi penyebab sakitnya sama sekali berbeda. Bila sebab dari sebuah penyakit tidak sama, maka pastilah obatnya juga tidak sama." Mendengar hal ini. kedua orang itu pun menjadi tenang. Tak lama kedua orang itu pun sembuh dari penyakitnya.

**
Dalam seni pengobatan, terutama pengobatan tradisional China, para tabib umumnya sangat teliti dalam mendiagnosa sebuah penyakit sebelum mereka menulis resep atau memastikan jenis penyakit yang diderita pasien. Mereka akan menggunakan sebuah pengamatan secara menyeluruh. Selain memeriksa denyut nadi si pasien. Para tabib juga akan banyak bertanya mengenai keadaan sehari-hari si pasien. Mengadakan beberapa dialog. Mereka juga akan dengan seksama mengamati wajah si pasien, misalnya mengamati lidah dan mata. Setelah melalui berbagai pengamatan seksama, barulah mereka akan memutuskan obat apa yang sesuai untuk mengobati penyakit pasien tersebut. Hal ini sama dengan seperti yang dikatakan pada kisah idiom di atas. Sebab, bila sumber atau penyebab penyakit itu berbeda, maka obatnya pun akan berbeda, sekalipun sakit yang diderita adalah sama.

Menurut saya pribadi, makna dari idiom ini masih sangat relevan untuk dipakai di jaman sekarang. Tidak hanya dipakai dalam dunia kesehatan, tetapi juga bisa dipakai dalam berbagai aspek kehidupan yang lain. Inilah salah satu alasan mengapa idiom China begitu populer sampai sekarang. Sebagai contoh ada 2 orang yang sama-sama mendapat nilai ujian yang kurang begitu bagus. Bukan berarti keduanya sama-sama membutuhkan tambahan jam belajar. Ada sebuah buku yang mengatakan bahwa kegagalan dalam nilai akademis, bisa disebabkan oleh beberapa hal :
1. tidak teliti
2. tidak belajar
3. tidak selesai
4. ... (lain-lain)
Buku itu lebih lanjut menjabarkan, dari keempat hal di atas dapat disimpulkan kurang lebih solusinya adalah seperti berikut :
- Bila tidak teliti, maka solusi nya adalah meningkatkan ketelitian semisal dengan tidak terburu-buru ketika mengerjakan ujian.
- Bila tidak belajar, maka sangat jelaslah dia tidak akan bisa mengerjakan soal ujian, solusinya adalah belajarlah.
- Bila ada anak yang sudah belajar dengan baik, bisa mengerjakan dengan teliti dan cermat, tetapi tidak selesai. Itu bisa jadi karena bekerja terlalu lama. Sehingga solusi terbaik adalah meningkatkan kecepatan dalam menyelesaikan sebuah soal.

Jadi dari sini kita bisa belajar, bahwa ketika kita mengalami hambatan atau kegagalan dalam hidup, ada baiknya kita mendengar saran-saran dari orang-orang yang pernah jatuh seperti kita. Ada baiknya pula kita membaca buku-buku yang menceritakan perjuangan seseorang untuk bangun dari keterpurukan. Ini baik untuk menambah motivasi dan wawasan kita. Tetapi hendaknya kita lebih teliti dan bijaksana dalam melihat situasi yang sedang kita hadapi. Jangan menelan mentah-mentah metode, cara pandang, atau solusi dari kejadian orang lain tanpa memperhatikan sumber masalah yang sebenarnya. Bisa jadi walau gejala keterpurukan yang dialami adalah sama (misal : kurangnya kepercayaan diri, kesulitan finance, keluarga yang tidak harmonis, dll) tetapi penyebabnya tidak sama. Maka dari itu adalah penting untuk mengenali sebuah masalah sampai ke akar-akarnya. Setelah kita memahami secara mendalam, barulah kita bisa menemukan solusi yang paling tepat.

**
Sebagai Catatan : Hua Tuo adalah seorang tabib yang sangat terkemuka di China. Ia bahkan dianggap sebagai orang pertama di China (atau mungkin di dunia) yang melakukan pembedahan pada manusia hidup. Pada masa itu dikatakan dia menggunakan arak keras sebagai ganti obat bius. Namanya pun dipakai sebagai nama sebuah pabrik pembuatan obat-obat tradisional China yang terkemuka dan sudah ada sejak lama.

Oleh : Wiryanto Zhang
(Diambil dari catatan Wiryanto di Facebook)

Tambahan Tentang Hua Tuo :

Hua Tuo adalah seorang Sinse pada 2000 tahun yang lalu, terkenal dengan “ Sinse yang Lihai”. Hua Tuo lahir di Propinsi Anhui Tiongkok timur, dibunuh oleh pemimpin Caocao pada masa Sam Kok tahun 208 masehi. Menurut catatan sejarah, penyakit Caocao sembuh dengan diobati Hua Tuo, tapi Hua Tuo tidak ingin menjadi sinse tentara Caocao, lalu dia ditangkap dalam penjara dan dibunuh mati.
(Sumber Cat. Tambahan: http://indonesian.cri.cn/chinaabc/chapter17/chapter170401.htm)

Promosi Neraka

Suatu hari ada orang yang baik hati meninggal dunia, orang ini kemudian pergi kealam akhirat. Dan di sana dia bertemu dengan hakim akhirat. Setelah bukunya dibuka-buka, hakim akhirat mengatakan, “ Anda orang baik-baik dan mempunyai hak untuk masuk surga. Tetapi special untuk Anda boleh memilih masuk surga atau masuk neraka.”
“Pak Hakim, saya masuk surga saja.”
“Nanti dulu, lihat dulu.”

Besok paginya orang baik-baik ini diajak oleh hakim akhirat melihat-lihat surga. Pintu surge dibuka, wah…sepi. Isinya : pemimpin agama, berdoa, bermeditasi, diam. Dingin, tidak ada keramaian.
“Bagaimana, Anda mau tinggal di sini?” Tanya hakim akhirat.
“Ya, saya mau di sini, Pak Hakim.”
“Nanti dulu, lihat neraka dulu, supaya bisa membandingkan,” Lanjut sang hakim.

Besoknya orang itu diajak masuk neraka. Pintu neraka dibuka. Dia masuk, wah...disko-disko, minum-minum, senang-senang, penuh keakraban, kehangatan. Wah, ini lebih menarik.
“Bagaimana, kamu pilih mana sekarang?”
“Saya di sini saja, Pak Hakim. Di surga sepi, semua berdoa, bermeditasi, dingin-dingin saja, tidak ada keramaian.”
“Ya baik, besok mulai masuk neraka.” Lalu mereka pulang ke kantor hakim akhirat.

Keesokan harinya orang itu diantar masuk neraka. Pintu dibuka dan dia masuk. Begitu dia masuk, pintunya langsung ditutup, dan apa yang terjadi? Api menyala-nyala, orang menangis, tersiksa, mengerikan sekali, merintih-rintih, menjerit-jerit. Lho! Dia kaget. Kemarin tidak begini, mengapa sekarang seperti ini? Hakim akhirat berkata, “ Jangan kaget, kemarin adalah hari terakhir promosi neraka!”

Cerita di atas memang hanya cerita rekaan. Tetapi saya piker, promosi neraka itu sudah sampai juga ke bumi ini. Banyak orang terpikat untuk melakukan kejahatan.

Sumber : Buku Bersahabat dengan Kehidupan
Bhante Sri Pannavaro
(Diambil dari Forum Diskusi Dhamma For Kids, kiriman Lai Agustina)